Istilah ITALIAN TUNE-UP berawal dari kebiasaan mengemudi bangsa Italia yang terkenal temperamental dan senang ngebut. Di jalur-jalur pegunungan Italia, mereka terkenal dengan gaya mengemudinya yang ala gerombolan kaki berat, pokoknya bejek gas abis sampai putaran mesin/RPM mencapai batas maksimum (redline) sebelum mengoper gigi persneling.
Berlawanan dengan persepsi ataupun mitos yang dianut sebagian besar
masyarakat, gaya menyetir ini justru memiliki beberapa dampak positif.
Dampak terbesar adalah menunda/ memperlambat pembentukan kerak karbon di katup masuk dan ruang bakar. Mesin juga butuh olah raga rutin!
Cara melakukan Italian tune-Up yang benar:
1. Ketika mesin mencapai sekitar 2000-2500 RPM pada gigi 1, segera injak pedal gas sampai habis;
2. Ketika putaran mesin mencapai redline, segera oper ke gigi berikutnya.
Jangan menahan putaran mesin pada baras redline, ini bukannya
mengolah-ragakan mesin tetapi berusaha memendekkan usia mesin;
3. Ulangi pada gigi 2 dan 3;
4. Lakukan 2-3 x setiap beberapa hari.
Pada kendaraan yang dilengkapi transmisi otomatis, tidak perlu memindahkan tuas persneling tetapi gunakan posisi D :
* Segera setelah putaran mesin mencapai sekitar 2000 RPM pada gigi 1 segera injak pedal gas sampai habis;
* Pengoperan secara manual tidak dianjurkan mengingat putaran mesin yang terlampau tinggi dapat menurunkan keawetan transmisi otomatis;
* Pada tipe transmisi otomatis elektronik, gunakan mode S (sport) ketika
melakukan Italian tune-up
Peringatan sebelum melakukan Italian Tune-Up:
1. Yakinkan bahwa timing belt anda dalam kondisi baik (diganti secara
berkala setiap 50.000km);
2. Oli mesin, transmisi maupun differential (gardan) harus pada level yang
cukup dan kualitas oli yang digunakan juga harus baik;
3. Mesin tidak mengalami detonasi (ngelitik);
4. Jangan paksa mesin Anda. Jangan lakukan Italian tune-up ketika mobil
berbeban/ bermuatan penuh atau sedang berada di tanjakan yang sangat berat
MEMAKSA MESIN BEKERJA PADA PUTARAN RENDAH
Kebiasaan orang mengendarai mobil dengan cara LUGGING THE ENGINE alias memaksa mesin bekerja dengan putaran rendah dibawah 2.000 RPM pada gigi 3, 4 atau bahkan 5 adalah kebiasaan yang sangat buruk karena akan mengurangi usia pakai mesin. Getaran berlebih yang ditimbulkan mesin juga akan berdampak negatif bagi komponen-komponen lainnya seperti komponen transmisi, as roda penggerak, gardan, dll. Untuk pengendaraan sehari-hari, jagalah putaran mesin pada kisaran 2.000-3.500 RPM karena kisaran ini memberikan konsumsi BBM yang terhemat serta dapat memperpanjang usia mesin.
Post a Comment