Sebenarnya oli dimanapun dijual, apapun kemasannya, apapun marketing gimmik yang dilakukan oleh para penjual, jangan hiraukan. Yang paling penting adalah SPECIFICATION and APPROVAL. As you mentioned above
... API Service SJ/CF, energy conserving. ILSAC GF-2. ACEA A1-96, B1-96 (sesuai dengan ACEA A3-96, B3-96 Performa Mesin) ... INILAH YANG PALING PENTING karena standard testing akan semakin ketat dari kurun waktu ke kurun waktu yang lain.
STANDARD API :
Untuk Mesin bensin didahului dengan huruf "S", bisa dibaca Service category atau Spark-Ignition, kemudian diikuti dengan huruf C, D, E, F, G, H, J, L, M akan menjadi :
SC = diperkenalkan tahun 1967 untuk mobil2 tahun 1967 kebawah
SD = diperkenalkan tahun 1971 untuk mobil2 tahun 1971 kebawah
SE = diperkenalkan tahun 1979 untuk mobil2 tahun 1979 kebawah
SF = diperkenalkan tahun 1983 untuk mobil2 tahun 1983 kebawah
SG = diperkenalkan tahun 1993 untuk mobil2 tahun 1993 kebawah
SH = diperkenalkan tahun 1996 untuk mobil2 tahun 1996 kebawah
SJ = diperkenalkan tahun 1996 untuk dipakai mobil2 yang sekarang ada
SL = diperkenalkan tahun 1998 untuk menggantikan SJ, walaupun SJ masih bisa dipakai
SM = diperkenalkan tahun 2004 untuk menggantikan SJ dan SL, walaupun SJ dan SL masih bisa dipakai.
Untuk mobil-mobil baru mendingan pakai yang SM.
Untuk mesin Diesel diawali dengan code huruf "C", yang bisa dibaca Commercial category atau Compression-Ignition Engine, kemudian diikuti dengan kode huruf menjadi :
CC = Untuk mobil diesel tahun 1955 kebawah
CD = Untuk mobil diesel tahun 1961 kebawah
CD-II = Untuk mesin 2 Tax (Two Stroke), tahun 1987
CE = Untuk mobil diesel tahun 1987, menggantikan CC dan CD
CF = Diperkenalkan tahun 1994 untuk off-road, indirect-injected dan mobil diesel lainnya. Dapat digunakan menggantikan CD.
CF-2 = Diperkenalkan tahun 1994 untuk kondisi extrim, mesin motor 2 Tax (two Stroke) dan dapat digunakan untuk mengganti CD-II.
CF-4 = Diperkenalkan tahun 1990 N/A atau Turbo Diesel (High Speed), dan dapat digunakan untuk menggantikan CD dan CE.
CG-4 = Diperkenalkan tahun 1995, dapat digunakan untuk menggantikan CD, CE and CF-4.
CH-4 = Diperkenalkan Tahun 1998, ini yang paling mutakhir untuk mesin diesel.
Sekarang bisa dipahami SJ/CF, bisa digunakan untuk mesin bensin dan mesin diesel.
Ketimbang pakai oli Castrol SLX yang API service-nya SJ/CF, lebih baik pakai oli yang memenuhi standard API Service SM/CH-4.
Castrol Magnatec sudah API Service SM/CH-4.
Ada satu ketidak sesuaian antara TESTING dengan REKOMENDASI Penggunaan oli. Testing oli berdasarkan JAM TERBANG yaitu sekitar 200 jam (atau tepatnya 212 jam), yang mana fungsi oli sudah mengalami degradasi. Sedang pemakaian oli direkomendasikan dalam JARAK TEMPUH (5000 km, 10000 km atau bahkan ada yang lebih sampai 20000 km).
Oleh karena kondisi berkendaraan adalah bermacam-macam (Start, jalan pelan, macet si jalan, ngebut, nunggu di traffic Light, nunggu keluar belanja dari mall dsb…dsb), maka dibuatlah satu Standard kondisi “NORMAL DRIVING” yang didasarkan pada “Kecepatan Konstan/Tetap pada kelajuan 45 MPH (70 km/jam)”. Maka dengan kondisi kecepatan konstan 70 km/jam dan lama perjalanan adalah 200 jam, diatas kertas umur oli adalah = 200 jam x 70 km/jam = 14 000 km.
Kondisi riil berkendara tidaklah sama dengan kondisi test laboratorium, atau kondisi yang diasumsi oleh para pembuat mobil. Untuk patokan memperpanjang umur mesin maka pergantian oli dilakukan secara teratur :
1.Dino oil : antara 2000 km s/d 3000 km
2.Synthetic Based Oil (Semi Synthetic) : antara 3000 km s/d 5000 km
3.Fully-Synthetic Oil : antara 5000 km s/d 7000 km
Penggunaan oli lebih dari yang diatas tidaklah dilarang, dan menjadi tanggung jawab diri masing-masing. Rekomendasi pembuat oli akan berlindung dibalik pembuat mobil (sering dikatakan “See your Owner Manual for Engine Oil Change Interval”). Sedang pembuat mobil sendiri juga nggak mau kalau mobilnya bertahan lama sekali, sehingga pada umumnya jika menggunakan DINO OIL (sebutan dari Mineral Oil), pembuat mobil akan menuliskan dalam manualnya pada interval 5000 km (apa dasarnya ? hanya asumsi mereka pada kebanyakan cara berkendara konsumen, diasumsikan rata rata 25 km/jam).
Untuk mobil-mobil generasi terbaru, nggak ada kerisauan tentang pergantian oli, karena ada computer yang akan memberikan peringatan “CHANGE OIL”. Komputer ini bekerja dengan inputan :
1. Jumlah Stop and Go (Start dan Jalan)
2. Lama kelajuan dibawah kecepatan 70 km/jam
3. Lama kelajuan antara 70 s/d 110 km/jam
4. Lama kelajuan diatas 110 km/jam
5. Kemacetan di jalan dan di traffic Light.
6. Dsb … dsb …
Dari semua inputan itu komputer akan menghitung waktu penggunaan oli, sehingga pada 200 jam penggunaan oli, computer akan display “CHANGE OIL” di screen dashboard mobil. Jadi nggak lagi ada rekomendasi dalam berapa km penggunaan oli, karena memang nggak sesuai. Test-nya dalam Jam Terbang, pemakaian dalam Jarak Tempuh.
Coba dipikirkan, dalam kondisi kemacetan di Jakarta, katakan bahwa kecepatan rata-rata yang dapat dilakukan adalah 15 km/jam selama 200 jam pengendaraan (hasil rata-rata dari pemanasan mesin, jalan, macet, nunggu di traffic light, masuk tempat parkir, mobil dimatiin, …. Demikian seterusnya hingga kalau dijumlahkan akan menjadi 200 jam), maka umur oli kalau mengikuti standard test adalah = 15 km/jam x 200 jam = 3000 km – kagak sampai 14,000 km jek !
- Pemanasan mesin (idle) : 0 km/jam
- Kemacetan Traffic Light : 0 km/jam
- Kemacetan lalu lintas : 0 km/jam s/d 20 km/jam
- Nunggu Bapak/Ibu belanja di mall (mesin hidup ber AC) : 0 km/jam
- Dst … dst …
Kalau dipaksakan sampai 10,000 km, dikhawatirklan sudah banyak penumpukan Sludge pada komponen dalam mesin, viskositas sudah mengalami degradasi, oli sudah banyak oksidasi, sudah banyak kotoran (soot), sudah banyak terbentuk asam – oli mesin jadi terkontaminasi, yang tentunya nggak bisa kita lihat dengan mata kasat (visual). Jika ini terus berlangsung, pemakaian BBM akan boros, saluran pelumasan dalam mesin lambat laun akan tersumbat, aliran oli jadi nggak lancar, cepat atau lambat mesin mobil akan rusak. Yang bertepuk tangan adalah Pembuat Mobil, karena model barunya akan segera laku … hehehehehe …
Walaupun pembuat oli merekomendasikan penggunaan oli sampai dengan 10,000 km atau lebih, yang perlu diperhatikan mereka TIDAK MEMBERIKAN JAMINAN. Resiko tanggung sendiri.
Untuk synthetic, cari yang viscosity band-nya nggak terlalu jauh (15W40 atau 20W50 misalnya). Kalau 0W40 terlalu banyak polimernya, polimer ini yang cepat mengalami degradasi, walaupun oli syntheticnya masih ok
Yang paling bagus adalah jika ada timer (macam Lexus RX300 atau Toyota Harrier). Timer hanya sebatas lamanya mesin bunyi sampai mati ... bunyi .... mati ... itu saja, dan kita sendiri yang mesti ngejumlahin, kalau udah 200 jam, mesti ganti oli ... km kagak dilihat lagi.
1. Semi-Synthetic Oil : 15% Synthetic and Additive + 85% Mineral Oil
2. Fully-Synthetic Oil : 85% Synthetic + 15% Mineral Oil and Additive
Profit Margin Penjual Semi-Synthetic sangat besar sekali ....
SAE ... kalau boil baru __W40 ... W50 kalau boil dah lama .Nilai awalnya nggak jadi masalah untuk negara yang iklimnya panas mulu ... tapi diusahakan jangan terlalu jauh dari nilai belakang.
1. Untuk yang __W40 ... bila tersedia 10W40 atau 15W40 atau 20W40, maka pilih yang 20W40.
2. Sama halnya dengan yang __W50 ... jika tersedia 10W50 atau 15W50 atau 20W50 ... maka ambil yang 20W50.
Perbedaan antara angka belakang dan angka depan menunjukkan banyaknya jumlah POLIMER (Plastik) yang terdapat di dalam kandungan oli. POLIMER ini yang akan mengalami rusak (breakdown) ... semakin banyak jumlah polimer maka semakin cepat kerusakan oli ... walaupun molekul oli itu sendiri gak RUSAK ... buktinya ada orang yang ngambil OLI BEKAS ... kemudian disaring lagi ... lantas dijual lagi.
Viskositas oli itu akan berubah sesuai dengan temperaturnya. Pada Suhu tinggi oli mempunyai kecenderungan menjadi sangat encer ... jika sangat encer maka fungsi lubrikasinya/pelumasannya akan jadi gak bener. Pada Suhu tinggi ini Polimer akan mengembang untuk mencegah oli menjadi encer sekali.
Sebaliknya pada temperature yang dingin ... polimer menjaga viskositas oli supaya tetap bisa dipompa dan bisa mengalir.
Secara gamblangnya ... polimer ini akan menjaga laju perubahan viskositas dengan berubahnya temparature.
Polimer ini biasanya dari jenis olefins, methacrylates, dienes atau alkylated styrenes ... jenis-jenis PLASTIK.
Tentang ADDITIVE ... ada bermacam-macam :
1. ADDITIVE UNTUK PERLINDUNGAN PERMUKAAN KOMPONEN MESIN
a. ANTI AUS : contohnya ZDDP (Zinc dithiophosphates), organic phosphates, Asam phosphates, organic sulfur dan senyawa chlorine, sulfurized fats, sulfides dan disulfides.
b. ANTI KARAT : contohnya Zinc dithiophosphates, metal phenolates, basic metal sulfonates, fatty acids dan amines
c. PEMBERSIH KOTORAN (DETERGENT) : contohnya Metallo-organic compounds of sodium, calcium dan magnesium phenolates, phosphonates dan sulfonates
d. DISPERSANT : contohnya Alkylsuccinimides, alkylsuccinic esters
e. FRICTION MODIFIER
2. ADDITIVE UNTUK PERFORMA
a. Pour Point Depressant
b. Seal Swell Agent
c. Viscosity Modifier
3. PERLINDUNGAN OLI
a. ANTIFOAM
b. ANTI OXIDANT
c. METAL DEACTIVATOR
10 dan 40 itu sebenarnya Viscosity Index (VI) ... bukannya Viscosity OLI nya.
10 Yang diikuti dengan W ... itu menandakan WINTER ... maksudnya bisa digunakan pada musim dingin ... dalam artian masih bisa ngalir dan pompa oli masih bisa nyedot dan mengalirkan oli ... terutama pada saat START MESIN. Jika misalnya ada index 0 didepan W ... maksudnya bisa digunakan pada musim WINTER yang lebih dingin ... namun tidak ada spesifikasi BERAPA DERAJAD ... (0 atau dibawah 0). Sedang 40 itu Viscosity Index untuk temperature moderate atau panas Khatulistiwa. Secara Gamblangnya Viscosity Index itu merepresentasikan besar kecilnya molekul atau panjang pendeknya rantai molekul OLI.
VISKOSITAS-nya sendiri diuji pada Temperature 100 derajad Celcius. Satuannya dalam cST ... CENTI STOKE ... Misalnya Oli xxW30 ... pada Temperature 100oC ... Viskositasnya antara 9.30 s/d 12.49 cST.
Untuk keperluan DRAINING ... sebaiknya dilakukan pada saat kondisi mesin panas ... supaya mudah mengalir dan habis semua ... termasuk kotoran-kotoran (berada dalam suspensi) ... yang belum sempat mengendap.
Secara fisik ... semakin tinggi temperaturnya akan menjadi encer. kalau tadinya padat jadi encer dulu (cairan) setelah itu jadi gas. Demikian OLI ... semakinpanas akan semakin ENCER ... Untuk mengkounter encernya oli ini (karena gak Efektif untuk pelumasan) maka ditambahlah ADDITIF ... disebut POLYMER (bahan-bahan Plastik), supaya fungsi pelumasan tetap optimal.
Kekentalan bisa mempengaruhi akselerasi ataupun kecepatan boil.
Viskositas dari 0W30 sekitar 11 cSt sedang 20W50 adalah sekitar 19 cSt. Viskositas/kekentalan itu sendiri (by definition) adalah ketahanan gesekan antara satu layer dengan layer dalam fluida (di idealkan fluida adalah berlapis-lapis ... kaya kue lapis) ... mudahnya adalah koefisien gesek antara satu layer dengan layer yang lain ... semakin besar maka diperlukan gaya yang lebih besar. Gaya dikalikan perpindahan gesekan adalah energi (usaha = works). Ini berarti 0W30 akan menyerap sedikit engine power ketimbang yang 20W50 ... Perbedaan energi untuk mengkounter geseran komponen ini tentu saja akan diubah menjadi Speed ....
Oli itu akan berumur panjang dalam mesin jika penggunaannya pada normal Driving Condition ... yang menurut standar definisinya adalah boil berjalan pada 45 MPH (70 km/jam) ... secara kontinu dan testingnya selama 220 jam.
Kalau digeber-geber itu termasuk dalam penggunaan yang sifatnya SEVERE DRIVING CONDITION ... termasuk didalamnya ... stop & go Driving, dipanasin dan dimatiin ... Short daily travel distance (kurang dari 60 km).
Kalau udah dituang dalam mesin, Oli itu sebenarnya gak rusak ... yang rusak itu adalah additivenya ... jadi gak ada yang bisa nentuin kadaluwarsanya ... mengingat gak diketahui laju/kecepatan kontaminasi BBM dan additivenya dalam oli.
pertanyaan lebih lanjut diantara merk-merk ollie yang ada seperti petronas, shell dll maka merk yang paling bagus???merk ollie tersebut apakah bisa dipergunakan sampai 7000 Km??
ReplyDeletepenggunaan oli lebih tergantung total jam daripada km
ReplyDeletekalau sering di pake diluar kota atau di jalan tol anggap aja kecepatan rata2 70km/jam
70 x 200jam = 14rb Km
tapi kalau seringnya dipakai dalam kota
anggap aja kecepatan rata2 25km/jam
25 x 200jam = 5rb Km sebaiknya sudah diganti
Pemunculan "CHANGE OIL" berdasarkan time base, tetapi bagaimana computernya bisa membedakan kalau oli yang di pakai adalah full synthetic (5k-10k) atau syntetic base oil (3k-5k) ??? Penjelasan di atas lebih mementingkan time base ya ?
ReplyDeleteoli apakah yang ada additive pembersih/detergen nya?
ReplyDeletekarena saya liat ketika ganti timing belt dan pas dibuka tutup klep, itu warnanya sudah coklat
apakah bisa dibersihkan dengan mengganti oli tertentu?
Apa yang dimaksud petroleum car oil?
ReplyDeleteApakah sama dengan dino oil?
tolong kakak berikan nilai2 viskositas oli2 dari berbagai merek di indonesia. terimakasih.............
ReplyDeletetolong pak beri tahu bagaimana cara menentukan vsikositas oli'
ReplyDeletesy gogel sempat nemuin oli yg extra lama ,bisa nyampe 30rb km,
ReplyDeletebeneran nih? trus kalo dipake di negara tropis gmn ya? kan disono 4musim !
sy jd pengen nyoba nih.